Artikel Ancaman krisis Energi dalam Pembuatan Artikel Cogging Torque pengurangan degan membuat dummy slot dan potong ujung magnet

NdFeB Magnets / Neodymium Iron Boron Magnets

https://www.slideshare.net/7779/bahan-magnet-matkul


Desain Generator yang memiliki Torsi Cogging rendah menggunakan pemotongan tepi magnet dan slotting baru yang dipasang pada stator 

Pemotongan baru  tepi magnet dan slotting baru yang dipasang pada stator merendahkan Cogging Torque pada Generator medan magnet



Reduction Cogging Torque by Mixing Cuting Magnet Edge and Dummy Slot

Article :Reduction  Cogging Torque Based on a New Pre-Slot  and cutting edge Magnet Technique for a Small  Generator



 Abstrack

Pengembangan energi terbarukan sebagai energi listrik  untuk indonesia perlu dibuat  dengan penyediaan pembangkit berkecepatan rendah, terutama untuk penggunaan energi alternatif skala kecil. Penelitian ini membahas bagaimana menurunkan Cogging Torque sebagai panghambat  generator di indonesia dengan merubah design supaya digunakan pada perancangan generator sinkron kecepatan rendah menggunakan magnet permanen untuk menghasilkan fluks magnet pada rotor. Bagian stator  dan rotor dirancang sedemikian rupa sehingga bisa menerima  pada putaran remdah dan  generator  dapat menghasilkan daya keluaran  .Kata Kunci— Energi terbarukan, generator magnet permanen, desain generator.  


The development of renewable energy as electrical energy for Indonesia needs to be made by providing low-speed generators, especially for the use of small-scale alternative energy. This study discusses how to reduce Cogging Torque as a generator inhibitor in Indonesia by changing the design so that it is used in the design of a low speed synchronous generator using permanent magnets to produce magnetic flux in the rotor. The stator and rotor parts are designed in such a way that they can accept at low rotations and the generator can produce output power. Keywords— Renewable energy, permanent magnet generator, Cutting edge, dummy slot.-stop

---------------------------

 Abstrack Cogging Torque adalah hentakan (torsi berlawanan arah dengan rotator generator) pada saat memutar rotor yang menyebabkan rotor sulit berputar dengan tangan dan dapat mengganggu putaran generator pada saat start sehingga menimbulkan getaran dan suara yang mengganggu. Cogging adalah karakteristik yang melekat pada generator magnet permanen (GMP) yang disebabkan oleh geometri generator. Torsi cogging dapat mempengaruhi kemampuan start, menghasilkan kebisingan dan getaran mekanis ketika GMP dipasang di turbin angin. Oleh karena itu cogging GMP harus dibuat sekecil mungkin (coggingless), salah satu caranya adalah dengan memiringkan (Skewing) magnet permanen. Simulasi menggunakan software magnet untuk mengetahui besarnya torsi cogging yang diakibatkan oleh putaran rotor pada generator. Hasil simulasi torsi cogging selanjutnya divalidasi dengan torsi awal pada metode pengujian GMP menggunakan material change dan magnetic skewing. 

 kemiringan magnet yang di percobakan adalah menggeser magnet dari oriantasi nol ke terterntu / jumlah magnet adalah 8 , posisi magnet berada kordinat 45 derajat dianggap nol terhadap ref 45.

panjang magnet sudut =     dengan 

tebal magnet permanen =   3,2 mm


Kemiringan magnet terbaik dicapai pada saat kemiringan magnet 7,5°, karena pada posisi ini juga torsi cogging tertinggi (9,951905191x Nm) terdapat pada model 3 bahan magnet miring (7,5 () dengan bahan inti Cr-10 dan NdFeb magnet magnet, sedangkan nilai cogging terendah (1.17512009x Nm) terdapat pada model 3 material A magnetic skewing (7.5º) dengan bahan inti M250-35A dan magnet permanen NdFeb. Kata kunci: Generator, Cogging, Skewing, Torsi

---------------------------

PENDAHULUAN

[ catatan saja .......salah satu cuplikan bagus https://www.cnbcindonesia.com/news/20200829142616-4-182978/bukan-cuma-resesi-ri-terancam-krisis-energi]

Pertumbuhan konsumsi energi terus naik seiring pertumbuhan penduduk. Keinginan Indonesia untuk menjadi negara maju pun harus didukung dengan ketersediaan energi yang mencukupi. Namun sayangnya cadangan migas RI hanya 2,5 miliar atau sekitar 8,7 tahun masih kalah dengan Vietnam yang 4,4 miliar barel. Ekonom Faisal Basri mengatakan cadangan energi Indonesia semakin menurun. Bukan hanya minyak, gas dan batu bara juga mengalami penurunan. Saat ini cadangan batu bara di RI hanya 3,7% dari cadangan dunia, tapi seperempat dari ekspor batu bara dunia atau 26% berasal dari Indonesia.

 "Konsumsi minyak mencapai 1,7 juta barel sehari, sementara produksi 781 ribu barel sehari, dan batu bara diekspor habis-habisan," Indonesia mengalami ancaman defisit energi karena saat ini konsumsi sudah lebih besar dari produksi. Sehingga pada 2021 diperkirakan akan mengalami defisit energi. Bahkan pada 2040 defisit energi diperkirakan bisa menacapai US$ 80 miliar.  Untuk Bauran Energi pun masih belum maksimal, meskipun porsi migas mengecil tapi dari sisi volume sebenarnya naik. Pada 2016 kebutuhannya di 26,58 juta ton oil equivalent, 2025 jadi 103 juta ton, dan 2050 jadi 206. "Artinya kita tidak boleh leha-leha meskipun punya unlimited renewable energy. Jangan lengah untuk migas, harus kerja keras untuk renewable maupun non renewable,"   Faisal mengatakan jika ingin menghindari 2040, tidak bisa dilakukan model bisnis seperti biasanya. Apalagi saat ini menurutnya pemerintah membuat kebijakan yang membingungkan, dengan upaya membangun kilang tetapi juga mengembangkan biofuel, dan juga kendaraan listrik. "Ibaratnya kalau semua program itu dimasukan dalam komputer bisa hang karena tidak tahu prioritasnya yang mana," ujarnya. 

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Plt Dirjen ESDM Migas Ego Syahrial mengatakan untuk bauran energi saat ini 34% migas dengan kebutuhan 1,45 juta barel sehari. Pada 2025 migas turun jadi 25% di bauran energi. Tapi konsumsi naik jadi 1,9 juta barel sehari. Sementara itu pada 2050 konsumsi minyak bisa sampai 3 juta barel per hari. Sedangkan cadangan minyak yang dimiliki RI hanya 2,5 miliar barel atau 8 tahun lagi atau hanya 0,2% dunia. Kemudian cadangan gas 1,53% dunia.

"Dulu kita berjaya dan masuk OPEC dengan produksi 1,5 juta barel sehari tapi dari wilayah kerja yang berada di Sumatra, Jawa, East Kalimantan. Sekarang produksi kita hanya sekitar 700 ribuan barel per hari," kata dia.

Dia mengakui tantangannya sulit karena eksplorasi tidak mudah, selain itu dalam 10 tahun terakhir temuan cadangan kecil, di bawah 200 juta barel. Padahal yang dibutuhkan Indonesia adalah dengan skala miliaran barel untuk penuhi kebutuhan 2025 sampai 2050. "Di masa transisi, kami juga membuka diri. Misalnya saja Mesir menemukan lapangan baru, Turki, Norwegia juga membuka sistem datanya. Yang kita butuhkan miliar barel bukan hanya 100 barel," kata Ego.

"Kita butuh long term exploration, tapi itu high risk, capital besar, dan bisa dimonetisasi 10-15 tahun lagi," tambahnya.

 [ catatan saja tidak mincul Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul  Mikhael Gewati  "Ada Ancaman Krisis Energi, Perizinan Haruskah Terus Jadi Tantangan Hulu Migas?", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2017/03/29/144007726/ada.ancaman.krisis.energi.perizinan.haruskah.terus.jadi.tantangan.hulu.migas.?page=all#page2.

Penulis : Mikhael Gewati
  https://money.kompas.com/read/2017/03/29/144007726/ada.ancaman.krisis.energi.perizinan.haruskah.terus.jadi.tantangan.hulu.migas.?page=all#page2 ]

“Dari awal mengurus perizinan saja persyaratannya sudah macam-macam, yang paling menonjol itu adanya (syarat) rekomendasi gubernur, bupati, dan instansi lain,” papar Didik. Sebagai catatan, ratusan perizinan tersebut tersebar pengurusannya di 18 instansi dan lembaga pemerintahan. Didik memberikan contoh, eksplorasi di kawasan hutan harus diawali dengan pengurusan izin pinjam pakai. Untuk mendapatkan izin ini, harus ada dulu izin lingkungan yang didahului oleh analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Belum selesai. Setelah amdal digenggam, lanjut Didik, kontraktor harus mendapatkan rekomendasi gubernur dan bupati atau wali kota, untuk bisa melanjutkan pengurusan izin pinjam lingkungan tersebut. “Alhasil waktu mengurus izin menjadi tidak jelas karena harus menemui

Pemanfaatan sumber daya yang tidak akan habis dan berlimoah di bumi nusantara antara lain  Air , matahari dan Angin. Angin adalah yang kami guna kan untuk untuk menggerakan Generator sebagai sumber pembangkit listrik. 

 ---------------------------

 kesulitan mendapatkan pasokan bahan bakar sehingga  harga bahan bakar menjadi mahal. Kelangkaan ini menyebabkan adanya pencarian energi alternatif dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH),  sebagian besar penbangkit listrik tenaga mikro hidro menggunakan generator sinkron. Untuk itu dilakukan penelitian mengembangkan generator fluks radial dengan magnet permanen . Banyak masalah pada Generator adalah adanya Cogging torque . 

memanfaatkan magnet sepeda motor bekas dan belitan kawat sepeda motor bekas sebagai stator.


 ---------------------

Meningkatnya minat dalam efisiensi mesin listrik dan mengurangi biaya perawatan membuat penggunaan generator sinkron magnet permanen (PMSGs) lebih umum. PMSG menggabungkan efisiensi tinggi dengan perawatan yang rendah dan kepadatan daya yang tinggi [1], faktor yang membuatnya sangat menarik untuk digunakan dalam aplikasi energi terbarukan adalah, seperti angin [2], tenaga gelombang [3], dan tenaga pasang surut [4], atau aplikasi mobilitas listrik [5] dan, secara umum, dalam penggunaan di mana mereka harus bertindak sebagai motor atau generator. Selanjutnya, dalam aplikasi energi terbarukan, PMSG memungkinkan konfigurasi penggerak langsung, membuat penggunaan gearbox tidak perlu atau mengurangi jumlah tahapan gearbox, yang berkurang

volume generator secara keseluruhan dan meningkatkan efisiensinya [6].

Namun, mesin berdasarkan magnet permanen (PM) juga memiliki beberapa kelemahan, dan torsi cogging adalah salah satu yang utama. Interaksi magnetik antara fluks yang dihasilkan oleh

PM rotor dan geometri stator menghasilkan torsi berdenyut yang disebut torsi cogging, yang, tergantung pada desain mesin PM, dapat menyebabkan riak yang tidak diinginkan di kedua mesin yang diinduksi

tegangan (EMF) dan torsi mekaniknya [7,8]. Masalah lain dengan PMSG adalah getaran dan kebisingan yang mereka buat. Karena jenis mesin ini memiliki nilai kerapatan fluks magnet yang tinggi di celah udara,

gaya elektromagnetik antara PM dan gigi stator tinggi [9]. Gaya elektromagnetik ini dibagi menjadi dua komponen, satu radial dan tangensial lainnya. Komponen tangensial gaya elektromagnetik berkontribusi terhadap torsi pada gigi stator, sedangkan komponen radial Energi 20 8, 11, 3219; doi:10.3390/en11113219 www.mdpi.com/journal/energiesEnergies 2018, 11, 3219 2 dari 15 menyebabkan getaran dan bahkan deformasi pada mesin [10]. Gaya radial ini bekerja pada stator yang menghasilkan getaran dan kebisingan, terutama ketika frekuensinya bertepatan dengan frekuensi alami dari struktur mekanik mesin [11].

---

Torsi cogging merupakan faktor penting dalam aplikasi energi angin karena menentukan kondisi awal  di mana sistem akan mulai menghasilkan. Torsi mekanis yang ditangkap oleh sistem pembangkitan harus lebih besar daripada torsi cogging yang memulai putaran, itulah sebabnya mencapai torsi cogging yang berkurang adalah salah satu tujuan untuk jenis mesin ini.

Ada beberapa metode untuk mengurangi torsi cogging pada fase desain PMSG. Yang paling banyak

 digunakan adalah skewing, yang terdiri dari mencegah gigi stator dan magnet menjadi sejajar dengan memutar gigi stator [6,12] atau magnet permanen rotor [1,2,13]. Sudut kemiringan yang diperlukan untuk sebagian besar membatalkan efek interaksi antara PM dan slot tergantung pada berapa banyak slot dan kutub yang dimiliki mesin. Metode lain mempelajari penggunaan takik pada gigi stator [7,14].

Takik ini menghasilkan efek yang sama dalam interaksi magnetik seperti slot dan meningkatkan jumlah slot efektif, yang berdampak pada torsi cogging karena tergantung pada berapa banyak kutub dan slot yang dimiliki mesin. Oleh karena itu, efektivitas metode ini dikondisikan oleh jumlah kutub dan slot yang dipilih dalam desain

-------------------------------

 

Kebutuhan listrik merupakan masalah umum di Indonesia karena perbedaan geografis. Variasi geografis menyebabkan sulitnya distribusi listrik. Hal ini menyebabkan banyak masyarakat di daerah terpencil tidak dapat memenuhi kebutuhan listriknya. Dari ketersediaannya, angin merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang melimpah di alam dan mudah diubah menjadi listrik. Angin tersedia di gunung, lapangan terbuka, kota dan pulau. Angin untuk sumber utama mekanik adalah salah satu solusi yang lebih baik untuk penggerak generator. Angin juga ramah lingkungan. Permanent Magnet Synchronous Generator (PMSG) merupakan salah satu mesin listrik yang sudah lama dikenal dan direkomendasikan karena kelebihannya yaitu ringan, efisien dan memiliki torsi yang besar sehingga mudah berputar. PMSG juga memiliki dimensi yang lebih kecil dari mesin listrik lainnya sehingga dapat dengan mudah bergerak. Namun, 
PMSG juga memiliki kelemahan yaitu memiliki jumlah Cogging Torque (TC) yang tinggi sehingga mengurangi efektivitas penggunaan. TC menahan gerakan rotor yang membuat sulit untuk diputar oleh sumber utama mekanis seperti angin. TC juga menimbulkan getaran pada sumbu generator, hal ini akan menimbulkan kebisingan turbin yang tinggi saat dioperasikan. Kualitas tegangan keluaran tergantung dari tinggi atau rendahnya jumlah torsi riak (TR). Jika jumlah TR tinggi, maka akan mengganggu sistem dari beban paralel dan mengurangi usia penggunaan.
 
 edit:
Indonesia masih kekurangan listrik, karena faktor geograpical yang susah diakses, Menyebabakan kesulitan distribusu listrik . Salah satu sumber energi terbarukan yang melimpah adalah angin Angin adlah sumber utama mekanik  dan merupakan solusi terbaik untuk penggerak generator . Selain ramah lingkungan juga.  
Permanent Magnet Synchronous Generator (PMSG) merupakan salah satu mesin listrik yang sudah lama dikenal dan direkomendasikan karena kelebihannya yaitu ringan, efisien dan memiliki torsi yang besar sehingga mudah berputar. PMSG juga memiliki dimensi yang lebih kecil dari mesin listrik lainnya sehingga dapat dengan mudah bergerak.
Kelemahan PMSG adalah memiliki Cogging Torque (TC) yang tinggi sehingga mengurangi efektivitas penggunaan.  TC menahan gerakan rotor yang membuat sulit untuk diputar oleh sumber utama mekanis seperti angin. TC juga menimbulkan getaran pada sumbu generator, Berakibat suara ribut saat dijalankan . Juga bisa menggangu sistem dan mempenagaruhi  usia penggunaan . Tegangan sebagai keluarannya sangatt bergantung dari besarnya torsi riak (TR) .

 ------------------------

 


Classification of cogging torque (CT) reduction techniques for PMGs

Permanent Magnet Machine Structure

Struktur PMM yang diusulkan dalam makalah ini bertuuan  untuk pengurangan torsi cogging pada tahap desain. Dalam makalah ini, torsi cogging dari PMM nomor slot fraksional dengan struktur 18 slot / 8 tiang dipilih untuk meminimalkan torsi cogging. Pengurangan torsi cogging yang dikembangkan dalam makalah ini adalah dengan menggabungkan dua teknik yang ada yaitu pemotongan di tepi magnet dan slotting dummy di inti stator. Menggabungkan pemotongan tepi magnet dengan slotting dummy di inti stator adalah salah satu teknik baru dalam mencapai pengurangan torsi cogging dalam jenis nomor slot fraksional mesin. Efektivitas struktur yang diusulkan divalidasi menggunakan analisis elemen hingga. Dalam penelitian ini, tiang18 slot/8 dengan struktur magnet konvensional sebagai struktur awal telah dipertimbangkan. Secara umum reduksi teknik cogging dapat diringkas seperti pada Gambar 1. Pada tahap perancangan, terlihat bahwa pengurangan torsi cogging pada PMM dapat dicapai dengan mengoptimalkan struktur rotor, stator atau gabungan dari struktur stator dan rotor. . Struktur awal kajian PMM dalam makalah ini seperti terlihat pada Gambar 1.

 METODE

Pada semua jenis generator akan menghadapi Cogging torque . Dalam pembahasan kali ini di generator magnet permanen (GMP) menjadi tantangan.  

Cogging torque  merupakan karakteristik melekat pada generator magnet permanen (GMP) yang disebabkan oleh geometri generator. Torsi cogging dapat mempengaruhi kemampuan start, menimbulkan bising dan vibrasi mekanik bila GMP dipasang pada turbin angin. Oleh karena itu torsi cogging GMP harus dibuat sekecil-kecilnya, salah  satu caranya adalah dengan  : memotong ujung magnet  dan penambahan dummy slot . Dalam makalah ini simulasi torsi cogging dilakukan terhadap prototip GMP kapasitas   Generator dirancang dengan 18 kutub dan 8  magnet pada setiap kubunya. 

-------

A.    Literature Review

  Metedologi biasa dipakai untuk meneliti sejumlah sampel,  dengan cara menghimpun data-data menggunakan sebuah alat ukur atau yang biasa disebut dengan instrumen penelitian. Analisa data yang terdapat di dalam metode penelitian kuantitatif bersifat statistik atau kuantitatif,  dengan suatu tujuan untuk dapat menguji dan juga membuktikan Hipotesis yang telah ditetapkan .

Metode eksperimen merupakan sebuah metode yang terdapat di dalam metode penelitian kuantitatif yang biasa digunakan untuk dapat mengetahui pengaruh dari sebuah variable yang bersifat independen ( Perlakuan / Treatment )Terhadap sebuah variabel dependen ( hasil ) dalam suatu kondisi yang terkendalikan . Dalam hal ini variable indepentnya adalah Perubahan    jarak di tepi ujung magnet  dan digabung dengan adanya  slot dummy pada gigi stator Terhadap variable dependent yaitu Cogging Torque. 

 

Studi Kasus Arsitektur Permanen Generator Medan Studi ini Kondisi awal adalah  medan magnet membentuk sisi lancip di setiap ujungnya dan jarak udara tetap di seluruh permukaan terhadap gab udara dan bagian  kaki slot di Stator. Tidak ada halangan antar kaki slot tersambung utuh sehingga  fluk akan mengalir secara langsung tanpa hambatan.

 

mengoptimalkan dengan cara pada medan magnet permanen, Ujung magnet di potong segitiga dengan maksud untuk membuat jarak lebih jauh disisi ujung magnet dengan harapan akan terpecahnya tumpukan Kerapatan fluk dititik tersebut . Tambahan Slot dummy untuk mengurangi intensitas Fluks yang mengalir supaya terputus dan berbelok mengakibatkan penurunan intensitas.

 

 HASIL

Simulasi menggunakan metode variasi energi untuk mengetahui besarnya torsi cogging yang ditimbulkan akibat berputarnya magnet. Hasil simulasi menunjukkan bahwa torsi cogging dapat berkurang sampai mendekati  nol . Hasil simuasi torsi cogging ini selanjutnya divalidasi dengan besaran torsi start pada metode pengujian GMP menggunakan lengan torsi. karena pada posisi ini dihasilkan torsi cogging dan torsi start paling kecil .

Hasil penelitian menunjukkan bahwa torsi cogging dapat dikurangi dengan faktor diatas  dengan teknik ini, sambil menghindari kelemahan utama dari teknik slot tertutup konvensional: pengurangan tegangan induksi karena kebocoran fluks antara gigi stator. Selanjutnya, melalui kombinasi pra-slotting dan teknik pengoptimalan torsi cogging lainnya, torsi cogging dapat dikurangi sebesar 90 % untuk desain tertentu.

Hasil dari metode yang diusulkan dianalisis menggunakan perangkat lunak FEMM 2D (Finite Element Method Magnetics) pada desain PMSG asli dan dibandingkan dengan hasil yang diperoleh secara eksperimental. Selain itu, perbaikan konstruktif disarankan untuk mengurangi torsi cogging. Akhirnya, artikel menunjukkan bagaimana teknik yang diusulkan juga dapat dikombinasikan dengan teknik skewing, sehingga secara signifikan mengurangi torsi cogging menjadi 0,03 Nm dalam kasus ideal dan 0,51 Nm ketika ketidaksempurnaan dalam proses manufaktur dipertimbangkan. 

 ROTOR 

 Rotor merupakan bagian generator yang berputar. Rotor generator magnet permanen tersusun dari sejumlah magnet permanen sebagai penghasil medan magnet yang diperlukan dalam pembangkitan tegangan generator. Magnet permanen disusun pada sepasang media berbentuk piringan dengan posisi berhadapan mengapit stator sedemikian sehingga fluks magnet yang melingkupi kumparan stator dari masing masing magnet permanen saling memperkuat. Agar dapat berputar dua piringan tersebut dihubungkan pada shaft yang tersambung dengan poros menuju penggerak mula.

 INDUKSI ELEKTROMAGNET 

 Pada generator terjadi induksi elektro magnetik yang mengacu pada hukum Faraday dan Lenz. Hukum Faraday menjelaskan bahwa Adanya perubahan fluks magnetik yang melingkupi suatu kumparan akan menimbulkan ggl induksi pada ujung-ujung kumparan tersebut, hal tersebut sesuai dengan persamaan dtdNe. Sedangkan hukum Lenz menjelaskan bahwa GGL induksi yang muncul berarahmelawan perubahan fluks menyebabkannya arus yang mengalir atau dengan kata lain bahwa arus induksi menghasilkan medan magnet yang melawan perubahan fluks magnet yang menghasilkan arus induksi, seperti tujukkan pada gambar 3. Gambar 3. Prinsip hukum Lenz Pada generator tipe axial, fluks magnet tidak akan banyak terjadi saat magnet tidak bergerak, tetapi saat piringan dua rotor digerakkan maka akan dihasilkan tegangan potensial seperti ditunjukkan oleh gambar 4. Perubahan kecepatan akan mempengaruhi besar potensial tegangan yang dihasilkan

Prinsip Pembangkitan Tenaga Listrik 

 2.2.1. Induksi Elektro Magnet Garis gaya magnet dipotong oleh pengantar listrik yang bergerak diantara medan magnet, akan timbul gaya gerak listrik (tegangan induksi) pada penghantar dan arus akan mengalir apabila penghantar tersebut merupakan bagian dari sirkuit lengkap.Seperti yang ditunjukan pada gambar 2.1. mengenai penghantar yang dihubungkan dengan galvano meter, di gerakan keluar masuk secara terus-menerus kedalam celah satu buah magnet permanen yang berbentuk U.Gambar 2.2. Pengukuran arus yang kecil dengan galvano meter Seperti ditunjukan pada gambar2.1, jarum galvano meter (ammeter yang dapat mengukur arus yang sangat kecil), akan bergerak karena gaya gerak listrik yang dihasilkan pada saat pengantar digerakkan maju-mundur diantara katup utara dan katup selatan magnet. Dari aksi ini, akan didapat beberapa kesimpulan bahwa:1)Jarum galvano meter akan bergerak jika pengahantar atau magnet digerakkan. 2)Arah gerakan jarum akan berfariasi mengikuti arah gerakan penghantar atau magnet. 3)Basar gerakan jaum akan semakin besar sebanding dengan kecepatan gerakan. 4)Jarum tidak akan bergerak jika gerakan dihentikan. Bila dengan beberapa cara, pengantar dilewatkan melalaui garis gaya magnet, maka dalam pengantar akan terbangikit gaya gerak listrik,penomena ini

6 disebut dengan “induksi elektromagnet”. Generator menghasilkan gaya gerak listrik dengan cara induksi elektro magnet dan mengubahnya menjadi tenaga listrik (tegangan arus).

 

  2.2.2. Arah GayaGerakListrikArah gaya gerak listrik yang dibangkitkan dalam penghantar diantara medan magnet bervariasi mengikuti perubahan arah garis gaya megnet dan gerakan penghatar. Seperti ang ditunjukan gambar 2.2. Apabila penghanta digerakkan (dengan arah seperti yang ditunjukan oleh tanda panah besar pada gambar 2.2) diantara kutup magnet utara dan selatan, maka gaya gerak listrik akan menalir dari kanan ke kiri (arah garis gaya magnet dari kutup utara ke kutup selatan).Arah gais gaya magnetdapat dipahami dengan mengunakanHukum Tangan Kanan Fleming (Fleming’s Right-Hand Rute).HukumTangan Kanan Fleming dengan ibu jari, telunjuk dan jari tengah tangan kanan dibukadengan sudut yang tepat satu sama lain, maka telunjuk akanmenunjukan gais gaya magnet, ibu jari menunjukan arah gerakan penghantar danjari tengah menunjukan arah gaya gerak listrik.Gambar 2.3. Hukum tangan kanan fleming 7 2.2.3. Besarnya Garis Gaya Magnet Besarnya gaya gerak listrik yang dibangkitkan pada saatpenghantarmemotong (melewati) garis gayamagnet di antara medan magnet sebanding dengan banyaknya garis gaya magnet yangdipotong pada suatu satuan waktu.Untuk lebih jelasnya mengenai garis gaya magnet, dapat melihat gambar 2.3. Sebagai contoh, bila banyaknya garis-garis N dipotong dalam waktu t detik dan gaya gerak listrik evolt, ini dapat dinyatakan dengan rumus berikut:𝑒=𝑑∅𝑑𝑡 ....................................................................................... (2.1) Gambar 2.4. Garis gaya magnet Dalam medan magnet dengan densitas yang seragam, besarnya gaya gerak listrik yang dibangkitkan tergantung pada arah gerakan penghantar meskipun kecepatan gerakan penghantar konstan.Seperti terlihat padagambar2.4.sebuahpenghantar digerakkan dari titik A ke B ke C ke D dan kembali ke A. Bagaimanapun, ia memotong garis gaya magnet hanya pada saat bergerak dari A ke B dan dari C ke D. Dengan kata lain, meskipun penghantar bergerak dengan kecepatan yang sama di antara masing-masing titik, gaya gerak listrik akan bangkit hanya pada saat penghantar bergerak antara A dan B dan antara C dan D.8 Gambar 2.5. Gerakan penghantar pada garis gaya magnet Bila penghantar (conductor) digerakkan dengan jalur melingkar didalam medan magnetseperti yang ditujukan pada gambar 2.6.maka besarnya garis gaya magnet akanberubah secara konstan. Pada gambar ini, penghantar digerakkandalam lingkaran dengan kecepatan tetap dari titik A hingga ketitikLdiantara kutub magnet utara dan selatan. Dalam hal ini jumlah garis gaya magnetterbesar dipotong antara titik D dengan E dan antara titik J dengan K, tetapi tidak ada garis yang dipotong antara A dengan B atau G dengan H

 

PEMBAHASAN

 initial PMG structure


Proposed PMG structure ( cutting and dummy slot)


Result and discussion

in this simulation , we asummed the magnetic field distribution of PMG as illutrated in figure in below
Fig 1 a )the initial design 



 
Fig 1 b )the after  modification design 

 


Gambar 7 adalah perbandingan Kerapatan Fluk yang terjadi pada keadaan Awal  pada sisi kiri terlihat penumpukan pada sisi ujung dan hampir setiap kaki slot memiliki kerapatan yang penuh digambarkan dengan warna yang ungu sebagai nilai tertinggi. khususnya yang berhadapan langsung dengan sisi medan megnet. Pada sisi kanan adalah setelah Optimasi kerapatannya menjadi jauh berkurang berdasarkan warna.

pada Gambar 8 : terlihat Besarnya nilai kerapatan yang terjadi disisi kiri nilai maksimunya  1,182 sampai 1.123...Tesla dan disebelah kanan memiliki nilai maksimum berkisar 1.584 Tesla sampai 1.505 Tesla


pengurangan CT dari PMM dipelajari dan diselidiki dalam makalah ini. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5, nilai CT struktur awal memiliki puncak CT tertinggi di antara tiga struktur PMM yang berbeda. Menggunakan analisis elemen hingga, semua PMM yang dipelajari dianalisis dan reduksi CT dibandingkan. Awalnya, telah ditemukan bahwa puncak CT dari struktur PMM awal adalah sekitar 4.21736 N.m.

  Dalam struktur PMM yang diusulkan, menggabungkan pembentukan tepi magnetik dan slotting dummy di inti stator digunakan. Ditemukan bahwa puncak CT yang diusulkan turun menjadi 0,0000165 N.m (garis merah). Dapat disimpulkan bahwa puncak CT berkurang secara signifikan, dibandingkan dengan struktur awal PMM. Dapat disimpulkan bahwa pengurangan CT dari PMM yang diusulkan adalah 99,47% dibandingkan dengan struktur awal



in figure 1 a, illustrate  the magnet field distribution in both  condidition before and after . Figure 1 a. is in initial design with  a permanen magnet becoming exact to the rotor surface , while  figure 1 (b) is a costimesed PMG design by setting up the left and the right edge  of permanent magnet and additional dummy slot in surface in Stator as open area to new gate for flux come from  magnet to stator surface.

in both figure can be understood  the change take place in magnet field line at edge of  the permanent magnet . For shaping design the magnet field lines that are set up and crossed from permanen magnet are higher and more impressive. For the cogging torque established on both sides can be looked at in the subsequent figure :

fig before


fig after




Total solution 



Conclusion

This paper recommends combining TSS with GISE to reduce CT for the proposed PMSM. In comparison with the performance of the initial structure, the ability of the PMG to harvest electrical energy from wind can be improved by around 98.14%. Using the FEMM, it was found that the CT of the PMG proposed as much as 98.14% in contrast with the PMG of the initial structure. It can be concluded that combining TSS and GISE effectively reduces the CT of a PMG. The combination of TSS and GISE on the magnet edge significantly decreased tangential flux. It can be concluded that combining TSS and GISE in PMGs enhances the energy harnessed from wind power.


gambar generator berwarna,


influence of edge slotting of magnet pole with fixed slot opening width on the cogging torque in inset permanenr magnet synchronous machine / tahudin 



note welly dari googling--------------------------------------------------------------------------------------------


format yang wajib di gunakan :

  • PENDAHULUAN
  • METODE
  • HASIL
  • PEMBAHASAN
  • SIMPULAN
  • UCAPAN TERIMA KASIH
  • DAFTAR PUSTAKA, Untuk keseragaman dan Internasionalisasi, penulisan Daftar Pustaka artikel memakai cara penulisan kutipan menurut sistem APA (Association Psychological Association).

Rakitan fluks magnet dari kumparan stator (Bg) menentukan tegangan output dan kekuatan generator magnet permanen. Semakin besar kerapatan fluks magnet, semakin besar tegangan keluaran dan daya generator[5].  

Conventional generators are operated using excitation systems,while for permanent magnet generators under load conditions, there is a decrease in magnetic flux (demagnetization) due to flux from the stator current generated by a fixed magnet [8]

Generator konvensional dioperasikan dengan menggunakan sistem eksitasi, sedangkan untuk generator magnet permanen dalam kondisi beban terjadi penurunan fluks magnet (demagnetisasi) akibat fluks dari arus stator yang dibangkitkan oleh magnet tetap.  [8]

===============================================================

i rasari[12]comparedthe characteristics    of    barium    ferrite    magnets (BaF12O19) with neodymiumiron  boron  (NdFeB). From theirresults,thefluxof NdFeBwas tentimes larger than BaF12O19. NdFeB also has the best price-to-power ratio compared  to  SmCo, ferrite  and  AlNiCo [13]

irasari[12] membandingkan karakteristik magnet barium ferit (BaF12O19) dengan neodymiumiron boron (NdFeB). Dari hasilnya, fluks NdFeB sepuluh kali lebih besar dari BaF12O19. NdFeB juga memiliki rasio price-to-power terbaik dibandingkan dengan SmCo, ferrite dan AlNiCo [13]

 

[8]Faiz,J., Valipour,Z.,Kojouri,S.M.2016. Design of a Radial Flux Permanent Magnet Wind Generator with Low Coercive Force Magnets.2016 2nd International Conference on Intelligent Energy and Power Systems (IEPS). Kiev, Ukraine. IEEE Xplore. 28 July 2016.

[ 12] Irasari,   P. 2012. Simulation   and   Magnetic   Analysis   of Permanent Magnetic Permanent Flux GeneratorUsing  Finite  Element  Method.Mechatronics, Electrical Power, and Vehicular Technology.3: 23-30. [13]Kallaste,A.,Vaimann,T.,Belahcen,A.2017.  Influence  of Magnet  Material  Selection  on  the  Design  of  Slow-Speed Permanent   Magnet   Synchronous   Generators   for Wind Applications.Elektronika IR Elektrotechnika.23(1):31-38.

---------------------------


“Dari awal mengurus perizinan saja persyaratannya sudah macam-macam, yang paling menonjol itu adanya (syarat) rekomendasi gubernur, bupati, dan instansi lain,” papar Didik. Sebagai catatan, ratusan perizinan tersebut tersebar pengurusannya di 18 instansi dan lembaga pemerintahan. Didik memberikan contoh, eksplorasi di kawasan hutan harus diawali dengan pengurusan izin pinjam pakai. Untuk mendapatkan izin ini, harus ada dulu izin lingkungan yang didahului oleh analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Belum selesai. Setelah amdal digenggam, lanjut Didik, kontraktor harus mendapatkan rekomendasi gubernur dan bupati atau wali kota, untuk bisa melanjutkan pengurusan izin pinjam lingkungan tersebut. “Alhasil waktu mengurus izin menjadi tidak jelas karena harus menemui

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ada Ancaman Krisis Energi, Perizinan Haruskah Terus Jadi Tantangan Hulu Migas?", Klik untuk baca: https://money.kompas.com/read/2017/03/29/144007726/ada.ancaman.krisis.energi.perizinan.haruskah.terus.jadi.tantangan.hulu.migas.?page=all#page2.
Penulis : Mikhael Gewati

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L

Comments

Popular posts from this blog

Diferensiasi fungsi trigonometri

Dasar Dasar Turunan (Diferensial)

Turbin Angin